Ciri dan Jenis Kalimat
SINTAKSIS
CIRI-CIRI DAN
JENIS-JENIS KALIMAT
PAPER
Dosen Pengampu :
Santi
Pratiwi Tri Utami
Disusun Oleh:
Lina
Dini Rosadi (2101413067)
Mustika
Kusuma Wardani (2101413080)
Khoyriyah
Asadah (2101413091)
Rombel 3
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
KALIMAT
I.
Ciri-Ciri Kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono:146).
Manaf (2009:11) lebih menjelaskan dengan membedakan kalimat menjadi bahasa
lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang
mempunyai ciri sebagai berikut:
1.
Satuan
bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan
frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa
bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket, baik unsur fungsi itu
eksplisit maupun implisit;
2.
Satuan
bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi
oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa
intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi
kagum.
Dalam bahasa tulis, kalimat adalah
satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi
tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang
intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).
Ciri-ciri kalimat Widjono (2007:147)
menjelaskan ciri-ciri kalimat sebagai berikut.Dalam bahasa lisan diawali dengan
kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru,
Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket. Predikat transitif disertai
objek, prediket intransitif dapat disertai pelengkap.Mengandung pikiran yang
utuh.Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata
yang mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan.
yang mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan.
II.
Jenis-Jenis Kalimat
Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat
yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok:
A.
Berdasarkan Pengucapan
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang
secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan
kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga).
Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa
kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
a.
Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di
sembarang tempat!”
b.
“Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus
ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat
yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak
langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita.
Contoh:
a.
Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus
ujian.
b.
Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang
memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu
predikat.Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.Kalimat-kalimat yang
panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan
dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang
dimaksud adalah:
*
KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.
S P
*
KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
.
S P
*
KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
.
S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa
kata benda.
Contoh :
Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa
kata kerja.
Contoh :
Adik bernyanyi.
Setiap
kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya.Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat
masih dapat dikenali.Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh
atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1.
Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali,
sekeliling kota.
2.
Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin
sore, minggu kedua bulan ini.
3.
Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang
itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4.
Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya,
sepatutnya.
5.
Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,
seenaknya saja, selekas mungkin.
6.
Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7.
Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi
mereka.
8.
Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9.
Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti:
penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10.
Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang
memperhatikan rakyat.
Contoh
perluasan kalimat tunggal adalah:
1.
Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2.
Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3.
Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk
terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi
maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini
terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat
sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian,
yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan olehkata dan atau serta.
Contoh:
-
Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
-
Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal
yang dihubungkan oleh kata tetapi,sedangkan, namun, melainkan. Kedua
kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
-
Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah
maju.
-
Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kataatau.
Contoh:
-
Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
-
Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih
kalimat tunggal dihubungkan dengan katabahkan.
Contoh:
-
Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
-
Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau
lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang
berurutan.
Contoh:
-
Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan
nama-nama juara melukis tingkat SMP.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
(KMB)
Kalimat majemuk
setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak
bebas.Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat.Bagian
yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa
utama (induk kalimat).Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan
klausa sematan (anak kalimat).
Ada
beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk
bertingkat, yaitu:
1)
Waktu : ketika, sejak
2)
Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3)
Akibat: hingga, sehingga, maka
4)
Syarat: jika, asalkan, apabila
5)
Perlawanan: meskipun, walaupun
6)
Pengandaian: andaikata, seandainya
7)
Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8)
Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
9)
Pembatasan: kecuali, selain
10) Alat:
dengan+ katabenda: dengan tongkat
11) Kesertaan:
dengan+ orang
Contoh:
-
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih
dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk
kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak
kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk
campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat
atau kebalikannya.
Contoh:
-
Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS:
Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC:
Kami berhenti karena hari sudah malam.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam.
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena
tugasnya belum selesai.
KMS:
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB:
Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
C.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1.
Kalimat Perintah
Kalimat
perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru
(!) dalam penulisannya.Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai
dengan intonasi tinggi.
Macam-macam
kalimat perintah :
*
Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh :
Gantilah bajumu !
*
Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh
Jangan membuang sampah sembarangan !
*
Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh :
Tolong temani nenekmu di rumah !
2.
Kalimat Berita
Kalimat
berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.Dalam penulisannya,
biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan
dengan intonasi menurun.Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam
kalimat berita :
*
Kalimat berita kepastian
Contoh :
Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
*
Kalimat berita pengingkaran
Contoh :
Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
*
Kalimat berita kesangsian
Contoh :
Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
*
Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh :
Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3.
Kalimat Tanya
Kalimat
tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?)
dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata
tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
-
Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
-
Kapan Becks kembali ke Inggris?
4.
Kalimat Seruan
Kalimat
seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’
atau yang mendadak.Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi
dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh:
-
Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-
Bukan main, eloknya.
D.
Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat
dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat
lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah
subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh
:
- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
.
S
P
K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
.
S
P
O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat
tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek
saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak
lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban,
seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
-
Selamat sore
-
Silakan Masuk!
-
Kapan menikah?
-
Hei, Kawan…
.
E.
Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1.
Kalimat Inversi
Kalimat
versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa
tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna
untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada
urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan
makna.
Contoh:
- Ambilkan koran di atas kursi itu!
.
P
S
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
.
S P
K
2.
Kalimat Versi
Kalimat
inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan
pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
.
S
P
O
K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.
.
S P
K
F. Berdasarkan Bentuk Gaya
Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas
terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk
kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat).Unsur anak kalimat ini
seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya.Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan,
kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
-
Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
-
Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar
kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut
disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat.Kalimat
belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.Sebelum kalimat itu
selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh
karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk
ketegangan.
Contoh:
-
Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
-
Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga
negara Prancis itu dibebaskan juga.3.
3. Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini
memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat
yang simetri.
Contoh:
-
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
-
Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan
dapat beribadat dengan leluasa.
G. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif
adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-.
Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat
dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll
(kecuali makan dan minum).
Contoh:
-
Mereka akan berangkat besok pagi.
-
Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1) Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat
diikuti oleh objek penderita (O1).Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam
me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Eni mencuci piring.
.
S
P O1
2) Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif
intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita
(O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-.Kalimat yang berawalan
me- tidak diikuti dengan O1.Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat
pasif.
Contoh:
- Mereka berangkat minggu depan.
.
S
P
K
- Amel menangis tersedu-sedu di kamar.
.
S
P
K
3) Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif
karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
- Dian kehilangan pensil.
.
S
P Pel.
- Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.
.
S P
Pel
K
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja
berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
a) Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat
aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
- Piring dicuci Eni.
.
S P O2
b) Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek
pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain.
Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan
di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja
aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
- Ku pukul adik.
. O2
P S
- Akan saya sampaikan pesanmu.
.
O2
P
S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat
pasif :
1)
Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat
pasif.
2)
Awalan me- diganti dengan di-.
3)
Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh :
Bapak memancing ikan. (aktif)
. Ikan dipancing oleh bapak.
(pasif)
4)
Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan
me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :
Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
PR harus kukerjakan. (pasif)
III.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa
Indah.
Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya
dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press.
Widjono HS. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan
http://sintaksi.wordpress.com/2012/10/10/sintaksis-kelompok-3/ diakses pada 13 November 2014 pukul
09.49 WIB.
http://www.academia.edu/3760055/Kalimat_dan_Jenis-Jenisnyadiakses pada 13 November 2014 pukul
09.49 WIB.
Comments
Post a Comment