Merpati Biru
Penulis : Achmad Munif
Penyunting : Sholeh UG
Penerbit : Mara Pustaka
Desain Sampul : Narto
Pewajah Isi : Jimy P
Novel karya dari penulis Achmad Munif, penulis yang rendah hati yang begitu peduli memikirkan nasib penerbit jika karyanya tidak laku. Penulis yang menyadari dirinya manusia biasa yang sedang berproses dan tidak sempurna, termasuk karyanya. Karya Achmad Munif sendiri pada awalnya dipandang sebelah mata oleh kritikus dan akademis sastra. Pak munif optimis dan kukuh mengatakan, “Memang saya bukan sastrawan dan tidak berpotensi menjadi sastrawan. Biarkan pembaca yang menilai karya saya.” Pembaca menilai karya Achmad Munif bagus, terutama ‘Merpati Biru’ dan ‘Perempuan Jogja’
Novel berjudul Merpati Biru ini mengisahkan kehidupan seorang mahasiswi yang terjebak menjadi pelacur dan biasa disebut dengan merpati biru. Rahasia mahasiswi yang disimpan rapat-rapat itu kemudian terungkap dan menjadi perbincangan serta perdebatan di kampus. Dunia mahasiswa yang penuh idealisme, seakan terusik, dan tergoncang. Novel ini mengisahkan mahasiswi yang telah terjebak dalam dunia gelap dan melalui proses pembelajaran yang panjang melalui hidupnya. Novel ini menghadirkan gugatan apakah kampus sedemikian sakral, hingga tidak dapat menerima fakta sosial yang ada di lingkungannya sendiri?
Penulis memberikan makna tersirat bahwa mahasiswa, dosen, petani maupun penjabat, menteri maupun rakyat, apapun profesinya, status sosial dan agamannya semua itu adalah manusia. Pada diri manusia tersimpan potensi kejahatan, kebaikan, positif, negatif, bermoral dan a-moral. Novel ini telah terjual ribuan eksemplar hingga diterbitkan kembali dengan format yang baru.
Novel ini mengedepankan pesan moral yang disampaikan, banyak pesan moral yang terkandung dalam berbagai cerita dalam novel ini. Menceritakan perjalanan mahasisiwi yang menjalani kehidupan pahit, mahasiswi tersebut Ken Ratri, dia adalah mahasiswi disalah satu Perguruan Tinggi di Jogja, ia berasal dari Mojokerto Jawa Timur. Ia memiliki seorang adik perempuan yang bernama Maya, yang sangat disayanginya. Keluarga mereka dulu sangatlah berkecukupan karena Perusahaan kecap Ayahnya yang sangat maju. Namun akhirnya Perusahaan Ayahnya bangkrut. Akhirnya sang Ayah setiap hari-harinya hanya berdiam diri meratapi nasib karena kehilangan pekerjaannya dan juga karena melihat sang Ibu shock yang kemudian harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa.
Kehidupan Ken Ratri kemudian sangatlah berat, ia harus membiayai kedua orang tuanya dan juga menyekolahkan adiknya. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga. Namun jalan yang dipilih Ken Ratri sangat menyimpang, ia bekerja sebagai merpati biru yang tidak ada bedanya dengan seorang pelacur. Ia harus menjalani hari-harinya yang sebenarnya tidak diinginkan. Ken Ratri menyembunyikan semua itu dari keluarganya termasuk adiknya, ia tidak tahu sampai kapan akan menyembunyi semua itu. Tapi ia sadar tidak ingin selamanya menjalani profesi seperti itu. Ia akan berubah sewaktu-waktu, karena ia sendiri tahu bahwa yang dilakukannya adalah salah.
Dan sewaktu-waktu perbincangan mahasiswi yang melakoni profesi sebagai Merpati Biru dikampusnya mencuat karena dipicunya berita dari media cetak suara mahasiswa, sehingga banyak orang-orang yang membicarakannya. Sampai pada akhirnya Maya pun tahu apa yang selama ini dilakukan oleh sang kakak, karena Maya juga satu kampus bersamanya. Ia tidak tahu harus menjelaskan apa kepada Maya, tapi ia mengungkapkan bahwa ia akan berhenti menjalani profesi sebagai merpati biru. Karena ia sendiri sudah berjanji kepada dirinya sendiri sebelum Maya mengetahui profesinya. Ia terdorong untuk berubah setelah menengok kedua orang tuanya dikampung halaman yang sekarang telah sembuh dan rajin menjalankan ibadah, tidak seperti dulu ketika perusahaannya masih maju. Ia tersadar bahwa semua orang pasti bisa menjadi baik jika memang mau merubahnya. Dan atas dukungan dari sahabatnya Fatimah dan kekasihnya Satrio, Ken Ratri sekarang kembali ke dalam jalan yang benar yang dikehendaki oleh Allah SWT. Ia hidup bahagia bersama orang-orang yang selalu ada disekelilingnya, yang ia sayangi.
Desainnya bagus, perlu ditambah lagi postingnya. bisa menggunakan warna2 yang lebih cerah lagi
ReplyDeleteblognya sudah baik dan bagus. hanya saja lebih baik menggunakan warna desain yang lebih kontras, karena ini menggunakan warna hitam dan abu-abu jadi akan menyulitkan pembaca yang mungkin ada kendala dalam penglihatan.
ReplyDeleteuntuk isinya menurut saya terlalu beragam, belum sesuai akan menuliskan post bahasa atau sastra. ini lebih bersifat campuran ya?