Rekontruksi Teks Makro (Teks Berita)
Reporter : Moch. Andriansyah | Selasa, 25 November 2014 17:05
Merdeka.com - Lima pelaku pencurian bermotor (Curanmor), di 15 lokasi (TKP)
di Surabaya, Jawa Timur, berhasil dibekuk, satu pelaku lagi masih DPO alias
buron. Kawanan pelaku, yang tak segan melukai korbannya ini, juga dua kali
menjarah kendaraan milik dua wartawan di Kota Pahlawan, beberapa waktu lalu.
Lima pelaku itu adalah, Arif Winarno (18) asal Nganjuk, Eko
Yud (21) asal Krobokan, Jawa Tengah, Trisna Bayu Sadewa (16) asal Sidoarjo, Deo
Alif Putranto (16) asal Sidoarjo dan Vildan.
"Tersangka Arif, Eko, Sadewa dan Deo, dibekuk oleh anggota Polsek Wonocolo sedang tersangka Vildan dibekuk oleh anggota Polsek Rungkut. Jadi empat pelaku ditangkap Polsek Wonocolo dan satu orang di Polsek Rungkut," terang Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta di Mapolsek Wonocolo, Selasa (25/11).
"Tersangka Arif, Eko, Sadewa dan Deo, dibekuk oleh anggota Polsek Wonocolo sedang tersangka Vildan dibekuk oleh anggota Polsek Rungkut. Jadi empat pelaku ditangkap Polsek Wonocolo dan satu orang di Polsek Rungkut," terang Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta di Mapolsek Wonocolo, Selasa (25/11).
Selain lima pelaku yang dibekuk dua Polsek jajaran itu,
dikatakan Setija, pihaknya juga masih memburu satu orang lagi, yang menjadi
komplotan para pelaku. "Tersangka yang masih menjadi buron kita itu
berinisial H (Hendrik)," katanya.
Setija yang didampingi Kapolsek Wonocolo, Kompol Noufil
Hartono itu, juga mengungkap, penangkapan para pelaku ini, bermula dari laporan
dua korbannya, yang tak lain dua wartawan media lokal di Surabaya, yaitu Dwi
Yuliadi (32), warga Wonocolo dan Wahyu Eko Leksono (24), warga Jambangan,
Surabaya pada Agustus lalu.
Kemudian setelah hampir tiga bulan melakukan penyelidikan,
akhirnya petugas dari Polsek Rungkut berhasil menangkap tersangka Vildan,
dilanjutkan penangkapan empat pelaku lain oleh Polsek Wonocolo. Dan hingga
kini, masih menyisahkan satu orang buron, yaitu Hendrik.
"Para pelaku ini memang luar bisa dalam menjalankan aksinya. Karena selain membacok korbannya dengan golok, mereka juga tidak segan memukul dengan paving jika korban masih melawan. Setelah korban terjatuh dari motornya, mereka baru merampas kendaraan korban," papar mantan Kapolres Sidoarjo itu.
"Para pelaku ini memang luar bisa dalam menjalankan aksinya. Karena selain membacok korbannya dengan golok, mereka juga tidak segan memukul dengan paving jika korban masih melawan. Setelah korban terjatuh dari motornya, mereka baru merampas kendaraan korban," papar mantan Kapolres Sidoarjo itu.
Sebelum menjalankan aksinya, masih kata dia, para tersangka
terlebih dulu menggelar pesta miras di sebuah gudang di Desa Payan, Kecamatan
Sedati, Sidoarjo. Usai menggelar pesta miras, mereka menyusun rencana akan
menjarah di daerah mana. "Kemudian, contohnya saat merampas motor milik
wartawan, mereka menyepakati menjarah daerah Jemursari."
Saat beraksi, mereka berangkat mengendarai dua unit Yamaha
Vega dan satu unit Honda Beat. Mereka berangkat berboncengan dengan pasangannya
masing-masing. "Kebetulan, saat beraksi di Jemursari, mereka mendapat
korban dua orang wartawan. Waktunya hanya berselang beberapa menit dan jarak
TKP yang satu dengan lainnya, juga tidak terlalu jauh," sambung Setija.
Dari catatan polisi, tersangka Arif adalah otak kejahatan dan
yang paling sering melakukan eksekusi. Dia sudah beraksi di 13 TKP, dan
berganti-ganti pasangan. Sedangkan tersangka Eko, sudah beraksi di empat TKP,
Sadewa di lima TKP dan Deo satu TKP.
"Jika digabung, ke lima tersangka ini, total menjarah di
15 TKP hingga saat ini. Otak kejahatannya adalah tersangka Arif. Dia ini juga
bertindak sebagai eksekutornya," tandas Setija.
Para tersangka yang masih berusia belia ini sendiri, mengaku
hasil jarahannya itu hanya digunakan untuk foya-foya dan menggelar pesta miras.
"Hasilnya buat mabuk rame-rame," aku Arif kepada penyidik.
Selanjutnya, para tersangka akan dijerat dengan Pasal 365,
jungto 53, dan jungto 65 KUHP, tentang pencurian dan kekerasan
PIRAMIDA TERBALIK (Straight news.)
Stuktur Teks
|
Teks
|
Isi
|
Judul
|
3 Bulan Buron, 5 Perampas Motor Wartawan di Surabaya
Ditangkap
|
Memperkenalkan isi
berita isi berita yang akan ditulis, karena judul haruslah mencerminkan isi
berita.
|
Lead (alinea
pertama dari sebuah berita yang merupakan inti terpenting dari keseluruhan
isi berita yang disajikan)
|
Merdeka.com - Lima pelaku pencurian bermotor (Curanmor), di 15 lokasi
(TKP) di Surabaya, Jawa Timur, berhasil dibekuk, satu pelaku lagi masih DPO
alias buron. Kawanan pelaku, yang tak segan melukai korbannya ini, juga dua
kali menjarah kendaraan milik dua wartawan di Kota Pahlawan, beberapa waktu
lalu.
|
Pelaku pencurian bermotor (curanmor)
berhasil dibekuk dan pelaku tak segan melukai korbannya, juga dua kali
menjarah kendaraan milik dua wartawan di Kota Pahlawan.
|
Tubuh Berita (berisikan pemaparan masalah, penjelasan-penjelasan lebih lanjut dari
apa-apa yang telah disebutkan dalam teras berita. Pada tubuh berita inilah
terdapat uraian yang lebih terperinci mengenai isi berita yang disusun
berdasarkan urutan terpenting)
|
Lima pelaku itu adalah, Arif Winarno (18) asal Nganjuk, Eko
Yud (21) asal Krobokan, Jawa Tengah, Trisna Bayu Sadewa (16) asal Sidoarjo,
Deo Alif Putranto (16) asal Sidoarjo dan Vildan.
"Tersangka Arif, Eko, Sadewa dan Deo, dibekuk oleh anggota Polsek Wonocolo sedang tersangka Vildan dibekuk oleh anggota Polsek Rungkut. Jadi empat pelaku ditangkap Polsek Wonocolo dan satu orang di Polsek Rungkut," terang Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta di Mapolsek Wonocolo, Selasa (25/11).
Selain lima pelaku yang dibekuk dua Polsek jajaran itu,
dikatakan Setija, pihaknya juga masih memburu satu orang lagi, yang menjadi
komplotan para pelaku. "Tersangka yang masih menjadi buron kita itu
berinisial H (Hendrik)," katanya.
Setija yang didampingi Kapolsek Wonocolo, Kompol Noufil
Hartono itu, juga mengungkap, penangkapan para pelaku ini, bermula dari
laporan dua korbannya, yang tak lain dua wartawan media lokal di Surabaya,
yaitu Dwi Yuliadi (32), warga Wonocolo dan Wahyu Eko Leksono (24), warga
Jambangan, Surabaya pada Agustus lalu.
Kemudian setelah hampir tiga bulan melakukan penyelidikan,
akhirnya petugas dari Polsek Rungkut berhasil menangkap tersangka Vildan,
dilanjutkan penangkapan empat pelaku lain oleh Polsek Wonocolo. Dan hingga
kini, masih menyisahkan satu orang buron, yaitu Hendrik.
"Para pelaku ini memang luar bisa dalam menjalankan aksinya. Karena selain membacok korbannya dengan golok, mereka juga tidak segan memukul dengan paving jika korban masih melawan. Setelah korban terjatuh dari motornya, mereka baru merampas kendaraan korban," papar mantan Kapolres Sidoarjo itu.
Sebelum menjalankan aksinya, masih kata dia, para tersangka
terlebih dulu menggelar pesta miras di sebuah gudang di Desa Payan, Kecamatan
Sedati, Sidoarjo. Usai menggelar pesta miras, mereka menyusun rencana akan
menjarah di daerah mana. "Kemudian, contohnya saat merampas motor milik
wartawan, mereka menyepakati menjarah daerah Jemursari."
Saat beraksi, mereka berangkat mengendarai dua unit Yamaha
Vega dan satu unit Honda Beat. Mereka berangkat berboncengan dengan
pasangannya masing-masing. "Kebetulan, saat beraksi di Jemursari, mereka
mendapat korban dua orang wartawan. Waktunya hanya berselang beberapa menit
dan jarak TKP yang satu dengan lainnya, juga tidak terlalu jauh,"
sambung Setija.
|
1. Lima pelaku itu adalah, Arif Winarno (18) asal Nganjuk, Eko
Yud (21) asal Krobokan, Jawa Tengah, Trisna Bayu Sadewa (16) asal Sidoarjo,
Deo Alif Putranto (16) asal Sidoarjo dan Vildan.
2. Arif,
Eko, Sadewa dan Deo dibekuk oleh anggota Polsek Wonocolo dan Vildan dibekuk
oleh Polsek Rungkut.
3. Pihak
Setija masih memburu satu lagi yang menjadi komplotan para pelaku.
4. Setija yang
didampingi Kompol Noufil Hartono menangkap pelaku ini, bermula dari laporan
dua korbannya, yang tak lain dua wartawan media yaitu Dwi Yuliadi dan Wahyu
Eko Leksono.
5. Para pelaku ini memang luar bisa dalam menjalankan aksinya.
Karena selain membacok korbannya dengan golok, mereka juga tidak segan
memukul dengan paving jika korban masih melawan. Setelah korban terjatuh dari
motornya, mereka baru merampas kendaraan korban," papar mantan Kapolres
Sidoarjo itu.
6. Sebelum menjalankan aksinya, masih kata dia, para tersangka
terlebih dulu menggelar pesta miras di sebuah gudang di Desa Payan. Usai
menggelar pesta miras, mereka menyusun rencana akan menjarah di daerah mana.
7. Saat beraksi, mereka berangkat mengendarai dua unit Yamaha
Vega dan satu unit Honda Beat. Mereka berangkat berboncengan dengan
pasangannya masing-masing.
8.
|
Tambahan
|
Dari catatan polisi, tersangka Arif adalah otak kejahatan
dan yang paling sering melakukan eksekusi. Dia sudah beraksi di 13 TKP, dan
berganti-ganti pasangan. Sedangkan tersangka Eko, sudah beraksi di empat TKP,
Sadewa di lima TKP dan Deo satu TKP.
"Jika digabung, ke lima tersangka ini, total menjarah
di 15 TKP hingga saat ini. Otak kejahatannya adalah tersangka Arif. Dia ini
juga bertindak sebagai eksekutornya," tandas Setija.
Para tersangka yang masih berusia belia ini sendiri,
mengaku hasil jarahannya itu hanya digunakan untuk foya-foya dan menggelar
pesta miras. "Hasilnya buat mabuk rame-rame," aku Arif kepada
penyidik.
Selanjutnya, para tersangka akan dijerat dengan Pasal 365,
jungto 53, dan jungto 65 KUHP, tentang pencurian dan kekerasan
|
Pada akhirnya setelah
yang tidak penting itu ditambahkan pula dengan hal-hal lain yang masih ada
hubungannya dengan keseluruhan isi berita.
|
Sumber:
http://www.merdeka.com/peristiwa/3-bulan-buron-5-perampas-motor-wartawan-di-surabaya-ditangkap.html
Comments
Post a Comment