Pedang Ujung Kematian Karya Khoyriyah Asadah


Pedang Ujung Kematian
            Siang ini, terik mentari begitu menyengat. Teriakan Samiun terdengar begitu keras dan membuat desa sepi ini menjadi ramai hingga udara semakin panas. Samiun yang tidak tahan lagi dengan kelakukan istrinya yang bernama Hayati. Paras cantik yang diimbangi dengan kemolekan tubuhnya, namun apa daya dia wanita pejudi. Pejudi yang tak mensyukuri hasil jerih payah suaminya. Hingga sang suami tak dapat menahan amarahnya siang itu. Beruntung, tak adakorban kala itu, hanya istri-istri tetangga yang mencibir rumah tangga mereka.
            Senja yang indah awali jumpa Samiun dengan Dasima di perbukitan samping desa. Dasima yang sedang mencuci pakaian dan Samiun yang hendak menyegarkan pikirannya dengan jalan-jalan sore. Hingga bertemu dalam pandangan pertama antara Samiun dan Dasima yang mampu hilangkan sejuta rasa kesal Samiun.
            Dasima, wanita cantik, istri Tuan Belanda. Sangat disayangkan ia sudah berkeluarga, namun Samiun tetap mencintainya dan tak dapat dipungkiri lagi bahwa Dasimalah yang mencuri hatinya. Hingga tertanan niat Samiun untuk meminta tolong kepada Walihun agar berkenan untuk memelet Dasima agar cinta kepada Samiun. Namun, Walihun tidak bersedia hingga Samiun memutuskan untuk berusaha membuat Dasima agar jatuh cinta padanya dengan kerja kerasnya sendiri.
            Setiap sore, Samiun selalu menunggu Dasima selesai mencuci pakaian hingga Samiun berkesempatan untuk mengantar Dasima pulang ke rumah. Selalu menjadi rutinitas istimewa, Samiun selalu menemani Dasima menghabiskan senja hingga beduk magrib terdengar. Perjalanan yang diwarnai sejuta percakapan dari hati ke hati. Hingga suatu hari Dasima begitu terpana dengan kecakapan Samiun dan kesetiaan Samiun yang bersedia menemaninya.
            Malam itu, langit diwarnai sejuta bintang. Diteras rumah, Samiun memberanikan diri untuk berkata kepada Hayati, akan menikahi Dasima. Hayati pun membantah dengan pelampiasan amarah Hayati membanting piring di meja. Namun, Samiun tetap pada pendiriannya bahwa tekat menikahi Dasima. Hayatipun hanya bersikap pasrah menerima segalanya. Namun dalam hati Hayati segala niat buruk sudah terpikirkan.
            Keesokan harinya Samiun mengunjungi rumah Dasima, dan mengutarakan isi hatinya. Dasima pun bersedia menjadi istri keduanya. Akhirnya Dasima dan Samiun menikah, pernikahan seorang laki-laki beristri dan wanita bersuami. Pernikahan tanpa restu istri pertama yang berjalanan baik-baik saja.
            Setelah menikah, Dasima diminta Samiun untuk tinggal satu atap dengan Hayati. Suasana hambar selalu warnai rumah tangga mereka. Hambar, tak berasa. Samiun selalu memperlakukan Dasima dengan baik, sedangkan Hayati hanya senyum palsu dari Samiun yang didapatkannya. Hayati selalu mencela Dasima, namun Dasima selalu membalas dengan tindakan yang baik. Hayati pun ogah-ogahan untuk memasak, hingga Dasima yang menggantikan pekerjaan rumah Hayati.
            Pernah suatu ketika Hayati sedang malas mencuci pakaian, dan membuang seluruh pakaian kotor di muka Dasima, dan menyuruh Dasima untuk mencuci pakaiannya, hingga Dasima benar-benar merasa diperlakukan buruk oleh Hayati. Dasima bukan seorang pembantu namun kehadirannya dirasa seperti pembantu. Namun tetap saja, Dasima mencoba bersikap baik walaupun Hayati selalu mencela apa yang dikerjakan Dasima.
            Hingga Dasima merasa muak dengan segala yang dilakukan oleh Hayati. Dasima pun memohon kepada Samiun agar ia kembali ke rumah asalnya. Namun, Samiun mencari cara agar Dasima tetap tinggal disisinya.  Malam minggu pun tiba, Samiun mengajak Dasima untuk pergi ke bioskop. Namun, dibelakang Samiun, Hayati memiliki niat buruk untuk mencelakakan Dasima. Samiun dan Dasima berangkat menuju bioskop dengan bergandengan tangan. Disamping itu Hayati mengenakan pakaian ninja, agar indentitasnya tidak deketahui setelah mencelakakan Dasima.
            Semakin jauh Samiun berjalan semakin cepat, hingga Dasima tepat berada dibelakang Samiun, dengan perlahan-lahan Hayati mengeluarkan pedangnya, dengan sekuat tenaga Hayati menusuk Dasima. Aaaaaakk, Dasima pun menghela napas terakhirnya. Hayati segera melarikan diri. Dasima pun berakhir dengan nestapa, cinta yang tak direstui berakhir dengan naasnya.

            Dasima mati mengenaskan dengan tusukan pedang yang diberikan Hayati, Hayati dipenjara dan Samiun masih bertanya-tanya, mengapa hidup begitu membingungkan. Hayati pun akhirnya cerai dengan Samiun. 

Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis Novel "Raumanen" Karya Marianne Katoppo

Meningkatkan Motivasi Belajar Serta Pendidikan Karakter Peserta Didik Melalui Pembelajaran Sastra dan Karya Sastra

Ulasan Kumpulan drama "Domba-domba Revolusi" Karya B. Soelarto