Dikemudian Hari Nanti

Cucu, kau pasti menderita ketika lahir di bumi pertiwi ini
Langit tak lagi biru, Laut ? apa lagi ? 
Pepohonan tak lagi ciptakan oksigen-oksigen kehidupan. 
Tak ada sawah-sawah yang di tumbuhi padi lagi. 
Tak sempat manusia-manusia biadap kini memikirkan mu. 
Cucu oh cucu, 
maafkanlah manusia manusia biadap itu 
yang saat kau lahir sudah menjadi tanah.
Maafkan cu, maaf.
Kelak kau lahir tak ada jaminan-jaminan kesehatan, 
jaminan - jaminan sekolah (lagi) 
Manusia-manusia biadab tak punya hati itu telah memakan uang rakyat yang kelak untukmu cu, penebangan hutan besar-besaran, 
banjir besar-besaran yang gila mewarnai berita media massa.
Cucuku, janganlah menangis jika kelak air bersih telah tiada,
karena telah tercampur dengan limbah-limbah yang tercipta saat ini.
Sungguh cu, aku kasihan pada kalian. 
Aku sayang pada kalian.
pada sajak ini ku curahkan kekesalanku cu,
Cucu-cucuku siaplah tempur menahan hidup !

Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis Novel "Raumanen" Karya Marianne Katoppo

Meningkatkan Motivasi Belajar Serta Pendidikan Karakter Peserta Didik Melalui Pembelajaran Sastra dan Karya Sastra

Ulasan Kumpulan drama "Domba-domba Revolusi" Karya B. Soelarto