A. Definisi dan Batasan 1. Sastra dan Studi Sastra Pertama-tama kita harus membedakan antara satra dan studi sastra. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni, sedangkan studi sastra adalah cabang ilmu pengetahuan. Memang susah mengaburkan perbedaan ini. Seorang penelaah sastra harus dapat menerjemahkan pengalaman sastranya dalam bahasa ilmiah, dan harus dapat menjabarkannya dalam uraian jelas dan rasional. Mungkin saja bahan studinya sedikit banyak mengandung unsur yang sangat tidak rasional. Namun, dalam hal ini posisi penelaah tidak lebih dari posisi seorang sejarawan seni rupa atau musik bahkan seorang ahli sosiologi atau anatomi. Jelas, hubungan sastra dan studi sastra menimbulkan beberapa masalah yang rumit. Jalan keluar yang pernah ditawarkan bermacam-macam. Sejumlah teoritikus menolak mentah-mentah bahwa telaah sastra adalah ilmu, dan menganjurkan “penciptaan ulang” (second creation) sebagai gantinya seperti yang dilakukan oleh Walter Pater dan Jhon Addi...
Tulisan ini kutemukan di tahun 2014
Sisa renungan di malam hari.
Melihat kalian berdua,
yang memadukan kasih sayang antara anak dan orangtua.
Sungguh aku mengagumi kalian,
tatkala kesetiaan yang ada diantara kalian.
Setiap hari, ayahmu menemanimu pergi ke kampus,
Sebab engkau tak mampu melangkah.
Aku kagum pada ke elokan parasmu,
yang selalu semangat untuk menggapai cita-citamu.
Baru kali ini, aku menemui semangat yang membara untuk seorang yang cacat,
tak sedikit pun rasa malu terlihat dalam benakmu wahai adikku yang manis.
Ayah, engkau rela mengantarkan anak mu.
Mendorong kursi rodanya setiap hari,
menemaninya hingga pulang kuliah.
Sungguh, aku kagum pada kalian.
Semoga kemudahan selalu menyertai kalian,
dalam rintangan yang mungkin akan selalu berliku.
Ayah, semangat terus ya.
Kesetiaanmu pada anakmu niscaya akan membuahkan hasil yang maksimal.
Amiin
dari saya yang mendoa dari kejauhan.
Sisa renungan di malam hari.
Melihat kalian berdua,
yang memadukan kasih sayang antara anak dan orangtua.
Sungguh aku mengagumi kalian,
tatkala kesetiaan yang ada diantara kalian.
Setiap hari, ayahmu menemanimu pergi ke kampus,
Sebab engkau tak mampu melangkah.
Aku kagum pada ke elokan parasmu,
yang selalu semangat untuk menggapai cita-citamu.
Baru kali ini, aku menemui semangat yang membara untuk seorang yang cacat,
tak sedikit pun rasa malu terlihat dalam benakmu wahai adikku yang manis.
Ayah, engkau rela mengantarkan anak mu.
Mendorong kursi rodanya setiap hari,
menemaninya hingga pulang kuliah.
Sungguh, aku kagum pada kalian.
Semoga kemudahan selalu menyertai kalian,
dalam rintangan yang mungkin akan selalu berliku.
Ayah, semangat terus ya.
Kesetiaanmu pada anakmu niscaya akan membuahkan hasil yang maksimal.
Amiin
dari saya yang mendoa dari kejauhan.
Comments
Post a Comment