Ulasan Kumpulan Cerpen "Rindu Ladang Padang Ilalang" Karya M. Fudoli Zaini


Penulis : M.Fudoli Zaini
Cetakan pertama, juli 2002
Penyunting : Imam Risdiyanto
Penerbit : Yayasan Bentang Budaya


Muhammad Fudoli (1942-2007) : Salah seorang cerpenis terkemuka yang berasal dari kalangan santri. Lahir di Sumenep, 8 Juli 1942 dan meninggal di Surabaya pada 2007 dalam usia 65 tahun. Awalnya ia menggunakan nama M. Fudhaly atau M. Fudoli Zaini, tetapi kemudian ia lebih sering menggunakan nama ‘Muhammad Fudoli’ saja. Menurut saya cerpen rindu ladang padang ilalang ini banyak menceritakan kerinduannya pada alam yang terdahulu, damai, sejuk dan nyaman untuk kehidupan. Dalam kumpulan cerpen ini yang paling saya suka pada cerita rindu hujan. Judul rindu hujan menceritakan kehidupan nyata yang memang saat ini terjadi. Cerpen ini memiliki banyak sub judul yaitu meliputi : Rindu Hujan, Nona Takasaki, Gigi, Kucing, Dua Manusia, Akhir Ninja, Burung Putih, Mata, Rindu Ladang Padang Ilalang, Rindu Laut, Suminten, dan Warisa.
Segala yang ada dalam kumpulan cerpen ini menceritakan sebagaimana kehidupan sehari-hari pada kehidupan kita. Penulis terlihat sangat memperlihatkan dirinya pada cerita tersebut. Seperti cerita dalam judul Rindu Hujan, yang menceritakan bahwa rindu akan keadaan yang sejuk, keadaan yang menenagkan, dan keadaan yang dingin di luar dan didalam hati. Karena pemanasan global, karena banyak dibangunnya gedung-gedung pencakar langit dan banyaknya polusi karena banyaknya kendaraan yang ada di daerah perkotaan. Sehingga terdapat niat untuk membeli sebuah perumahan di daerah puncak daerah pegunungan yang udara sekitarnya sejuk. Namun, terkendala dengan kurangnya uang yang dimiliki.
Selain itu pada cerpen yang berjudul “Kucing”. Cerpen ini menceritakan keadaan disekitar kita, yaitu dalam sebuah rumah tangga yang memiliki hewan peliharaan kucing, dan kucingnya lucu-lucu. Namun, induk kucing tersebut terlalu jahat dengan anak-anak kucing yang lucu terbukti jika induk kucing selalu memakan anak-anak kucing. Sehingga jika anak-anak kucing itu hilang atau telah tiada bukan karena pencuri atau yang lainnya melainkan karena induk yang memakannya. Setelah mengerti keluarga tersebut mulai berhati-hati jika induk kucing tersebut beranak lagi, dan mulai menerima induk kucing yang apa adanya, walaupun induk kucing suka memakan anaknya namun induk kucing tersebut tetap baik hati.
Kumpulan cerpen ini berkesimpulan bahwa menceritakan tentang kehidupan-kehidupan dalam sehari-hari. Setiap cerita dalam kupulan cerpen ini membawa kita masuk kedalam cerita tersebut, jadi seolah-olah kita membenarkan apa yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Penuispun memberikan banyak certa dari sudut pandang yang berbeda-beda. Sehingga kita dapat memandang tidak hanya dalam satu kisah cerita saja. Sehingga pembaca pun tertarik untuk membaca cerpen ini.

Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis Novel "Raumanen" Karya Marianne Katoppo

Meningkatkan Motivasi Belajar Serta Pendidikan Karakter Peserta Didik Melalui Pembelajaran Sastra dan Karya Sastra

Ulasan Kumpulan drama "Domba-domba Revolusi" Karya B. Soelarto